Pinjaman Guna (al-‘Āriyah)
Hukum Pinjaman Guna
Dianjurkan berdasarkan al-Qur’an, Sunnah, dan ijma’, bagi merealisasi tolong-menolong dan bersikap belas kepada sesama manusia.
Definisi Pinjaman:
- Bahasa: Dengan tasydid huruf Ya’, boleh juga dengan takhfif; ia adalah nama bagi sesuatu yang diberikan seseorang kepada orang lain untuk dimanfaatkan kemudian dikembalikan kepadanya (لما يعطيه الرجل لغيره لينتفع به ثم يرده عليه).
- Istilah: Menjadikan orang lain dapat memiliki manfaat (sesuatu) tanpa imbalan (تمليك المنفعة بغير عِوَض).
Pinjaman atau ‘Ariyyah sah pada setiap benda yang dapat dimanfaatkan sementara benda itu tetap ada, seperti rumah, pakaian, tunggangan, dan semua benda yang dapat dikenali secara zatnya, jika manfaatnya diharuskan.
- Akad ‘ariyyah menurut jumhur adalah akad ja’iz dan tidak lazim (tidak mengikat).
- Akad pinjaman ‘ariyyah adalah akad atas mengambil manfaat (الانتفاع), bukan atas manfaat (المنفعة) berdasarkan pendapat Syafi‘iyyah dan Hanabilah. Berbeza dengan Hanafiyyah dan Malikiyyah. Menurut pendapat pertama mewakili Syafi‘iyyah dan Hanabilah, peminjam tidak boleh meminjamkan lagi, karena manfaat hanya untuk dirinya. Menurut pendapat kedua mewakili Hanafiyyah dan Malikiyyah, peminjam boleh meminjamkan lagi, karena ia memiliki manfaat benda yang dipinjamkan untuk dirinya dan orang lain.
- Seorang peminjam menurut jumhur adalah يَدُ ضَمَانٍ iaitu seorang yang bertanggung jawab atau yang memegang jaminan ganti rugi. Dia bukan يَدُ أَمَانَةٍ , berbeda dengan Hanafiyyah.
Wakalah (al-Wakālah)
Hukum Wakalah:
Wakalah disyariatkan berdasarkan al-Qur’an, Sunnah, dan ijma’, untuk memenuhi keperluan manusia dan menghilangkan kesulitan dari mereka.
Definisi Wakalah:
- Bahasa: Dengan fathah pada huruf wāw atau kasrah, bermakna menjaga atau menyerahkan urusan.
- Istilah: Menjadikan seseorang yang sepertinya untuk bertindak dalam perkara yang boleh diserahkan kepadanya (استنابة جائز التصرف مثلَه فيما تدخله النيابة) atau memberi kuasa kepada orang lain yang sah bertindak, untuk menguruskan perkara yang memang boleh diwakilkan
Wakalah terkait dengan hukum-hukum yang lima.
- Harus mewujudkan wakil dalam hak-hak Allah Ta‘ala menurut jumhur, baik dalam penetapan (إثباتًا) maupun penunaian (استيفاءً).
- Harus mewujudkan wakil dalam hak-hak manusia secara individu, seperti mewujudkan wakil dalam jual beli, pengadilan perbalahan (الخصومة), pernikahan, talak, penerimaan hutang, penghapusan hutang, dan semisalnya.
- Tidak sah wakalah dalam persaksian, sumpah, dan nazar, karena hal-hal tersebut terkait langsung dengan peribadi yang mewakilkan, bukan wakil.
- Wakalah adalah akad ja’iz (tidak mengikat); sebab dari pihak yang mewakilkan hanyalah berupa keizinan, dan dari pihak wakil hanyalah mencurahkan manfaat, dan kedua mereka sama ada memberi wakil atau seorang wakil bukan akad lazim.
Hiwalah (al-Ḥawālah)
Hukum Hiwalah:
Hiwalah disyariatkan dan dibolehkan menurut Sunnah dan ijma’ dalam masalah hutang, bukan dalam masalah barang.
Definisi Hiwalah:
- Bahasa: Dari kata pemindahan dan perpindahan (التحويل والانتقال).
- Istilah: Pemindahan hutang dari satu tanggungan ke tanggungan yang lain من ذمة إلى ذمة.
Jenis-jenis Hiwalah:
- Hiwalah Muqayyadah (terikat): Yaitu memindahkan sesuatu yang muqayyad dengan hutang yang ada pada pihak yang memindahkan. Jenis ini sah menurut mazhab empat.
- Hiwalah Mutlaqah (mutlak): Yaitu memindahkan sesuatu kepada orang lain tanpa terikat dengan hutang tertentu yang ada padanya, dan pihak yang dipindahkan itu menerimanya. Jenis ini hanya sah menurut Hanafiyyah.
Adapun Hiwalah al-Haqq (pemindahan hak), yaitu pemindahan hak dari satu pemberi hutang kepada pemberi hutang lain, perkara ini harus menurut kesepakatan ulama.